Manusia Cerdas, Bertabayun Terhadap Informasi

Perkembangan dunia teknologi yang sangat meningkat tajam ini, membuat kita mudah mencari informasi. Dengan mengetikkan kata di pencarian google, dapat diketemukan banyak sekali informasi. Memang bukan rahasia umum lagi jika, artikel di google ada yang benar ada yang salah. Karena semua itu tulisan manusia. Mereka bisa menambah, mengurangi atau bahkan mem-provokasi informasi sekehendaknya sendiri.
Foto via: shutterstock.com
Makanya, kita sebagai para pembaca, haruslah pandai-pandai menyaring mana artikel yang benar dan salah. Karena pada umumnya, informasi menuntun manusia menjadi baik atau sebaliknya. Bukan artikel saja, berita pun harus diteliti kebenarannya. Berita yang ditulis oleh para jurnalis seyogyanya tidak kita telan mentah-mentah terkecuali berita itu sudah bisa kita nalar dengan hati yang jernih.

Di sini, lebih ditekankan untuk informasi keagamaan. Maka oleh agama Islam, kita dituntut untuk bertabayun terlebih dahulu sebelum membenarkan maupun menyalahkan sebuah informasi tersebut. Jangan sampai berita itu memancing kita berbuat fitnah, keji dan kemungkaran.

Oleh karena itu, dalam surat Al-Hujurat: 6 dijelaskan: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Jika melihat banyak situs di internet, semua orang bisa membuatnya. Atas nama diri sendiri maupun kelompok. Dan ini yang paling bahaya, jika kita menelan mentah-mentah informasi itu, maka kita hanya menjadi budak para pembuat situs tersebut. 
Foto via: shutterstock.com
Jika ditemukan situs melecehkan agama, membandingkan, rasis, propaganda, menyalahkan, dan sifatnya buruk bagi kesehatan fikiran, segeralah tinggalkan. Karena mereka (pembuat situs) hanya mencari kesalahan orang lain tanpa mau membenarkan.

Kuncinya: Perbanyak ilmu adalah kunci agar kita menjadi manusia yang bijak menanggapi sebuah informasi. Tanpa mengandalkan tabayun, kita hanya akan menjadi robot yang tanpa sadar ikut membenarkan mereka para pembuat berita arogan, sekular, dan radikal.