Menimba ilmu memang sangat diperintahkan oleh Allah Swt agar kita sebagai manusia bisa mengetahui keluasan ilmuNya. Bukan untuk menjadi hebat diantara para manusia, tetapi lebih bisa menjaga hati dan semakin tunduk pada Sang Ilahi Robbi.
Gus Miek |
Sebagaimana diterangkan dalam Al-qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..." Begitu juga hadist Nabi Muhammad tentang pentingnya menuntut ilmu, "Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat."
Begitu mulianya orang-orang yang berilmu. Namun, jika ada manusia berilmu untuk mengalahkan, mendebat orang lain, membenarkan dirinya sendiri, itu bukanlah ilmu, tapi hanyalah kesombongan. Karena dia belajar bukan karena Allah, melainkan nafsunya sendiri (Syaitan).
Jika seseorang memiliki ilmu tinggi, dia seperti padi yang sudah tua; merunduk. Dan jika ilmu seseorang itu masih cetek, dia seperti padi yang masih muda; mendongak menyombongkan dirinya.
Seperti kata Gus Miek, "Huruf hijaiyah itu ada banyak, ada ba’, jim, dhot, sampai ya’. Demikian juga dengan taraf ilmu seseorang. Ada orang yang ilmunya hanya sampai Ta’, ada orang yang ilmunya sampai Ro', dan ada orang yang ilmunya sampai dhot saja."
Nah, orang yang ilmunya seperti itu tidak paham kalau diajak ngomong huruf Shin’, apalagi huruf hamzah dan ya’. (Gus Miek)